Teori Penyimpangan Sosial
Teori Penyimpangan Sosial – Teori Anatomi, Pengendalian, Reaksi Sosial, dan Sosialisasi. Penyimpangan sosial yang terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Oleh lantaran itu, muncullah beberapa teori perihal penyimpangan, antara lain sebagai berikut.
Teori Anatomi
Teori ini berpandangan bahwa munculnya sikap menyimpang yaitu konsekuensi dari perkembangan norma masyarakat yang makin usang makin kompleks sehingga tidak ada pemikiran terperinci yang sanggup dipelajari dan dipatuhi warga masyarakat sebagai dasar dalam menentukan dan bertindak dengan benar. Robert K. Merton mengemukakan bahwa penyimpangan sikap itu terjadi lantaran masyarakat memiliki struktur budaya dengan sistem nilai yang berbeda-beda sehingga tidak ada satu standar nilai yang dijadikan suatu akad untuk dipatuhi bersama sehingga masyarakat akan berperilaku sesuai dengan standar. Dalam suatu perombakan struktur nilai seringkali terjadi perbaharuan untuk meyempurnakan tata nilai yang usang dan dianggap tidak sesuai. Dalam konteks ini terjadi penemuan nilai. Inovasi yaitu suatu sikap mendapatkan tujuan yang sesuai dengan nilai budaya tetapi menolak cara yang melembaga untuk mencapai tujuan.
Teori Pengendalian
Teori ini muncul bahwa sikap menyimpang intinya dipengaruhi oleh dua faktor.
a. Pengendalian dari dalam yang berupa norma-norma yang dihadapi.
b. Pengendalian yang berasal dari luar, yaitu imbalan sosial terhadap konformitas dan hukuman atau eksekusi bagi masyarakat yang melanggar norma tersebut.
Sebelumnya mengenai Penyebab Perilaku Menyimpang inimungkin sanggup membanntu
Untuk mencegah biar sikap menyimpang tidak berkembang lagi maka perlunya masyarakat melaksanakan peningkatan rasa keterikatan dan dogma terhadap forum dasar masyarakat. Semakin besar lengan berkuasa ikatan antara forum dasar dengan masyarakat, akan semakin baik lantaran bisa menghayati norma sosial yang lebih banyak didominasi yang berlaku dalam masyarakat.
Teori Reaksi Sosial
Teori ini umumnya beropini bahwa santunan cap atau stigma seringkali mengubah sikap masyarakat terhadap seseorang yang menyimpang, sehingga jika seseorang melaksanakan penyimpangan primer maka lambat laun akan melaksanakan penyimpangan sekunder. Seseorang yang ketahuan mencuri, dan lalu diberitakan di media massa sehingga khalayak umum mengetahuinya maka beban pertama yang harus ia tanggung yaitu adanya stigma atau cap dari lingkungannya yang mengklasifikasikannya sebagai penjahat. Cap sebagai residivis itu biasanya sifatnya abadi. Kendati orang tersebut telah menebus kesalahannya yang diperbuat tadi, yaitu dengan dipenjara, namun hal itu tidak cukup efektif untuk menumbuhkan kembali dogma masyarakat akan dirinya.
Teori Sosialisasi
Menurut para andal sosiologi, munculnya sikap menyimpang pada teori ini, didasarkan dengan adanya ketidakmampuan masyarakat untuk menghayati norma dan nilai yang dominan. Penyimpangan tersebut disebabkan adanya gangguan pada proses penghayatan dan pengamalan nilai tersebut dalam sikap seseorang. Pada lingkungan komunitas yang rawan dan aman bagi tumbuhnya sikap menyimpang yaitu sebagai berikut.
a. Jumlah penduduk yang berdesak-desakan dan padat.
b. Penghuni berstatus ekonomi rendah.
c. Kondisi perkampungan yang sangat buruk.
d. Banyak terjadi disorganisasi familiar dan sosial yang bertingkat tinggi.
Menurut pendapat Shaw, Mckay dan mcDonal (1938), menemukan bahwa di kampung-kampung yang awut-awutan dan tidak terorganisasi secara baik, sikap jahat merupakan contoh sikap yang normal dan wajar.