Penggunaan Lahan Dengan Memperhatikan Lingkungan
Cara Penggunaan Lahan Dengan Mempehatikan Lingkungan - Lahan ialah bentang daratan mulai dari pantai hingga ke pedalaman. Luas lahan di Indonesia kira-kira 148.892.000 km2.
Pengertian lahan sanggup dibedakan sebagai berikut.
1. Lahan potensial, yaitu lahan yang mempunyai kesuburan cukup baik dan lokasinya strategis untuk melaksanakan segala aktivitas.
2. Lahan kritis ialah lahan yang mempunyai sifat tandus lantaran kesuburannya telah hilang jawaban abrasi sehingga kurang baik untuk melaksanakan acara di bidang pertanian
1. Perubahan Penggunaan Lahan
Tingginya pertumbuhan penduduk Indonesia di daerah perkotaan, dalam kurun waktu tahun 1990 - 2000, mengakibatkan jumlah penduduk perkotaan berkembang ± 10 kali lipat, yaitu dari 5,3 juta hinga mencapai 50 juta jiwa. Pada tingkat tertentu kota tidak bisa lagi menampung beban penduduk yang besar. Gejala urban sprawl dan konurbasi merupakan jawaban dari tingginya pertumbuhan penduduk kota. Dalam kurun waktu tahun 1990 - 2000 luas wilayah perkotaan di Indonesia telah bertambah seluas 700.000 hektar. Akibatnya tentu besar lengan berkuasa pada daerah nonperkotaan Pada periode tahun 1990 - 2000, luas lahan pertanian di Pulau Jawa berkurang sebesar 5 persen.
Terdapat beberapa perbedaan bentuk dan cara penggunaan lahan di pedesaan dan perkotaan.
Ciri-ciri lahan pedesaan sebagai berikut.
a. Areal lahan cukup luas.
b. Lahan masih bersifat alami.
c. Lahan belum banyak dikemas dengan teknologi.
d. Penggunaan lahan pedesaan, antara lain untuk perkebunan, peternakan, perhutanan, tempat wisata alam, dan perikanan.
Ciri-ciri lahan perkotaan sebagai berikut.
a. Areal lahan perkotaan relatif sempit.
b. Lahan sudah banyak diubah.
c. Lahan sudah dikemas dengan kemajuan teknologi.
d. Penggunaan lahan perkotaan, antara lain untuk permukiman, perkantoran, perdagangan, industri, dan jasa.
Pembangunan yang cepat membawa perubahan situasi lingkungan perkotaan. Di beberapa tempat dijumpai gedung-gedung gres yang akan dibangun tanpa mengindahkan rencana peruntukan lahan. Kawasan yang seharusnya dipakai bagi kegiatan permukiman kini banyak berkembang menjadi daerah perkantoran, pendidikan, industri, dan perdagangan. Akibatnya, timbul beberapa dilema lingkungan, menyerupai kebisingan, makin berkurangnya ruang terbuka, kemacetan kemudian lintas, dan meningkatnya kadar pencemaran udara.
Perubahan penggunaan lahan juga terjadi di wilayah nonurban. Akibat tekanan penduduk kota yang tinggi, banyak areal pertanian yang subur di pedesaan berubah fungsi menjadi pemukiman baru, daerah industri, prasarana jalan, dan bendungan.
2. Pola Permukiman Penduduk
Wilayah Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau yang besar kecilnya bervariasi. Di antara pulau-pulau tersebut ada yang berpenghuni dan ada yang tidak berpenghuni. Pada pulau-pulau yang berpenghuni penduduknya tersebar tidak merata. Sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa (64%), sedangkan sisanya terdapat di pulau-pulau lain. Padahal Pulau Jawa hanya merupakan sebagian kecil (6,6%) dari seluruh luas wilayah daratan Indonesia. Secara geografis, terkonsentrasinya penduduk Indonesia di Pulau Jawa disebabkan suburnya tanah di Pulau Jawa lantaran di Pulau Jawa terdapat banyak gunung api.
Abu vulkanik yang berasal dari gunung api sanggup menyuburkan tanah sehingga sangat cocok untuk lahan pertanian. Secara historis Pulau Jawa sering menjadi pusat pemerintahan kerajaan-kerajaan di Indonesia yang mengakibatkan daya tarik penduduk untuk bertempat tinggal. Secara ekonomis, Pulau Jawa merupakan pusat perdagangan dan industri dengan segala kemudahan yang menarik. Pada bidang pendidikan, di Pulau Jawa terdapat sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan yang mempunyai sarana dan prasarana lebih lengkap. Berbagai faktor tersebut mengakibatkan pemusatan penduduk di Pulau Jawa.
Dalam mencari dan menentukan tempat tinggal insan niscaya akan menentukan lokasi dan kondisi lingkungan yang baik dan dianggapnya sesuai. Permukiman penduduk sangat tergantung pada keadaan alamnya sehingga persebarannya di permukaan bumi berbeda-beda.
Dilihat dari bentuknya, pola atau peta persebaran permukiman berdasarkan Bintarto sanggup dibedakan sebagai berikut.
a. Bentuk Pemukiman Mengelilingi Fasilitas Tertentu
Bentuk pemukiman ini berada di dataran, mengolah dan mempunyai kemudahan umum berupa mata air, waduk, danau, dan lain-lain.
b. Bentuk Permukiman Memanjang Mengikuti Alur Sungai
Bentuk permukiman ini umumnya terdapat di daerah/plain yang susunan desanya mengikuti jalur-jalur arah sungai.
c. Bentuk Permukiman Memanjang Mengikuti Jalur Jalan Raya
Penyebaran permukimannya di kanan kiri jalur jalan raya. Pada masa kini insan lebih bahagia menentukan pola mengikuti jalan raya.
d. Bentuk Permukiman Memanjang Mengikuti Garis Pantai
Permukiman ini umumnya berada di pesisir laut. Penduduk di daerah ini sebagian besar bermata pencaharian di sektor perikanan.
e. Bentuk Permukiman Terpusat
Bentuk permukiman yang memusat umumnya terdapat di desa, yaitu pada wilayah pegunungan dan dihuni oleh penduduk yang berasal dari satu keturunan yang sama. Biasanya semua warga masyarakat di daerah itu ialah keluarga atau kerabat. Dusun-dusun yang terdapat di desa yang bentuknya terpusat biasanya sedikit, yaitu sekitar 40 rumah.
3. Persebaran Lokasi Permukiman Desa
Pemilihan tempat tinggal niscaya mencari lokasi yang baik, strategis, aman, bebas banjir, warganya rukun, dan lain-lain. Seorang jago sosiologi pedesaan berjulukan Pane H. Landis mengemukakan tipe persebaran lokasi pemukiman (desa) yang dibedakan sebagai berikut.
a. The Arranged Isolated Farm Type
Tipe desa yang penduduknya bermukim di sepanjang jalan utama desa yang terpusat pada pusat perdagangan dan lahan pertanian berada di sekitar permukiman. Masing-masing unit keluarga terisolasi. Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain tidak terlalu jauh. Pola permukiman di sepanjang sungai dan pantai merupakan pola desa tipe ini.
b. The Pure Isolated Type
Tipe desa yang penduduknya tinggal tersebar secara terpisah dengan lahan pertanian dan masing-masing berpusat pada suatu pusat perdagangan. Tipe ini terjadi di daerah yang tanahnya mempunyai tingkat kesuburan tidak sama.
c. The Nebulous Farm Tupe
Tipe desa yang sebagian besar penduduknya tinggal bersama di suatu tempat dengan lahan pertanian di sekitarnya. Sebagian kecil penduduk tersebar di luar permukiman pokok. Sebenarnya the nebulous farm sama dengan tipe the farm village, tetapi lantaran terlalu padatnya permukiman itu, ada beberapa penduduk yang terkumpul di luar permukiman pokok.
4. Persebaran Lokasi Pemukiman Kota
Kota merupakan tempat berlangsungnya semua kegiatan sehingga diharapkan sarana dan prasarana yang memadai. Akan tetapi, lantaran adanya ketimpangan antara kebutuhan sarana dan prasarana dengan bertambahnya penduduk maka timbul banyak sekali dilema sosial, ekonomi, dan budaya.
Dalam membahas pengertian kota, ada beberapa istilah yang bekerjasama dengan kota, antara lain sebagai berikut.
a. Urban ialah suatu bentuk yang mempunyai suasana kehidupan dan penghidupan yang modern.
b. City ialah pusat wilayah kota.
c. Bown ialah kota kabupaten atau pemerintah kota.
d. Bown skip ialah kota kecamatan atau kota kawedanan.
Kota sanggup dibedakan menjadi beberapa jenis berikut.
a. Kota wisata, merupakan daerah pariwisata.
b. Kota pelajar, merupakan kota daerah pelajar lantaran banyak berdiri sekolah-sekolah.
c. Kota industri, merupakan daerah kota daerah industri yang banyak pabrik-pabriknya.
d. Kota satelit, yaitu kota yang letaknya akrab dengan kota besar, warganya menerima penghidupan wilayah aturan kota kecil tersebut.
e. Kota perdagangan, yaitu kota yang terletak pada daerah perdagangan. Di Amerika Serikat, kota pusat-pusat perdagangannya disebut CDB (Central Business District), sedangkan di Inggris pusat kota perdagangan disebut Central Area
Adapun pola pemekaran kota dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.
a. Pola Konsensus
Pola ini awalnya berasal dari suatu tempat lantaran makin padat penghuninya kemudian berkembang ke daerah tepi atau pinggiran. Perkembangan tersebut sebagai jawaban semakin maraknya kegiatan di tempat tersebut. Akhirnya, lokasi awal tersebut menjadi pusat bisnis dan wilayah sekitarnya menjadi wilayah pendukung.
b. Pola Sektoral
Pola ini berkembang dari sektor kegiatan yang menjadi serpihan dari suatu kota yang akan berkembang. Perkembangan setiap sector tersebut akan membawa imbas terhadap pola keruangan di kota.
c. Pola Pusat Kegiatan Ganda
Pola menyerupai ini berkembang dari kondisi lingkungan yang berbeda. Masing-masing lingkungan berkembang dan menjadi pusat kegiatan. Kota yang berkembang dengan pola menyerupai ini biasanya kota yang berada di tepi pantai.
Kota sebagai tata ruang harus merupakan lingkungan yang dinamis sehingga membutuhkan daya dukung bagi penghuninya. Oleh alasannya ialah itu, timbul sifat-sifat yang berbeda dengan permukiman pedesaan. Sifat-sifat tersebut, antara lain sebagai berikut.
a. Penduduk kota ialah anonim, artinya satu dengan yang lain tidak saling mengenal.
b. Sifat tidak peduli terhadap orang lain.
Persyaratan yang harus dipenuhi bagi kelangsungan kehidupan kota adalah:
a. adanya suasana dan rasa kondusif pada warga kota;
b. adanya suasana tertib setiap warga masyarakat sehingga bisa menempatkan dirinya masing-masing; dan
c. adanya perjuangan untuk membina suasana sehat dan bebas dari segala penyakit menular.
5. Alasan Penduduk Bermukim di Berbagai Bentang Lahan
Penyebaran pemukiman penduduk menempati banyak sekali macam bentang lahan. Manusia mempunyai alasan bermukim di tiap bentang lahan yang berbeda lantaran setiap bentang lahan mempunyai ciri khas berbeda yang besar lengan berkuasa bagi kehidupan manusia. Untuk itu penyebaran pemukiman merupakan wujud pembiasaan menusia terhadap lingkungan. Adapun banyak sekali alasan penduduk menentukan bermukim di banyak sekali bentang alam diuraikan sebagai berikut.
a. Permukiman Penduduk di Daerah Pegunungan
Daerah sekitar pegunungan mempunyai keunggulan tanah yang subur, udara sejuk dan panorama indah, dan seringkali dijadikan daerah objek wisata. Dengan demikian, pola pemukiman yang terbentuk mengelompok di sekitarnya. Tanah di daerah pegunungan yang subur cocok untuk perjuangan pertanian dan perkebunan sehingga banyak penduduk yang berminat tinggal di daerah tersebut.
Permukiman penduduk di daerah pegunungan juga tersebar di kanan kiri jalan raya, berkaitan dengan kemudahan dalam prasarana transportasi.
b. Permukiman Penduduk di Daerah Dataran Rendah
Dataran rendah banyak diminati sebagai daerah tempat tinggal lantaran banyak sekali alasan berikut.
1) Pesatnya pembangunan fisik di daerah datarah rendah lantaran daerahnya yang datar.
2) Merupakan daerah yang subur sebagai lahan pertanian dengan cadangan air yang cukup banyak.
3) Dataran rendah merupakan daerah industri dan perdagangan
4) Dataran rendah biasanya merupakan kota-kota besar yang lengkap dengan prasaran jalan, gedung, dan industry
c. Permukiman Penduduk di Daerah Pantai
Daerah pantai ialah daerah batas antara daratan dan lautan. Mata pencaharian penduduk daerah pantai pada umumnya menggantungkan pada perjuangan eksploitasi laut, menyerupai nelayan, perjuangan tambak atau menciptakan garam. Pada zaman kini beberapa daerah pantai merupakan daerah maju lantaran banyak yang berkembang menjadi kota besar menyerupai Jakarta, Semarang, dan Surabaya.
Berbagai alasan penduduk bermukim di daerah pantai sebagai berikut.
1) Daerah pantai merupakan tanah kelahiran dan tanah leluhur, artinya penduduk sudah tinggal di lokasi tersebut turun temurun. Dengan demikian mempunyai ikatan emosional (batin) yang kuat dengan daerah tersebut.
2) Ada keterkaitan dengan mata pencaharian (pekerjaan).
3) Daerah pantai kaya sumber daya alam yang sanggup dimanfaatkan.
4) Daerah pantai yang merupakan objek wisata banyak diminati lantaran panoramanya yang indah dan iklimnya sesuai.
Versi materi oleh Dibyo S dan Ruswanto