Pengaruh Perkembangan Pendidikan Islam Di Indonesia
Pengaruh Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia - Pertumbuhan corak pendidikan modern yang diusahakan oleh pemerintah, juga menghipnotis tumbuhnya sekolah swasta. Beberapa sekolah tinggi swasta ibarat Taman Siswa, Ksatrian Institut, INS Kayutanam dan Perguruan Rakyat berusaha juga menyebarkan budaya nasional untuk mengimbangi efek budaya Barat. Di samping itu sekolah-sekolah agama mulai pula memperbaharui sistem dan metode pengajaran mereka. Berbagai jenis pengajaran umum mulai diperkenalkan, terutama sekolah-sekolah yang diusahakan oleh pembaharu-pembaharu Islam. Di beberapa daerah, sekolah jenis ini berkembang dengan pesat, ibarat sekolah-sekolah Islam di Sumatera Barat dan sekolah yang diusahakan oleh Muhammadiyah mau pun Sarekat Islam.
Sekolah yang didirikan oleh Sarekat Islam pertama kali berdiri di Semarang pada tanggal 21 Juni 1921 dengan kepala sekolah berjulukan Tan Malaka. Tan Malaka ialah lulusan sekolah guru untuk Bumi Putera di Bukit Tinggi.
Melalui sekolah yang dipimpinnya itu, ia ingin mencapai tiga tujuan yaitu sebagai berikut.
1. Memberi bekal yang cukup, semoga bawah umur didik sanggup mencari penghidupannya dalam dunia kapitalis (dengan menunjukkan pelajaran berhitung, menulis, membaca, sejarah, ilmu bumi, bahasa Jawa, Melayu, Belanda, dan lain-lain).
2. Menunjukkan kewajibannya terhadap rakyat. Supaya bawah umur lulusan sekolah ini di kemudian hari tidak melupakan rakyat justru harus menaikkan derajat rakyat.
3. Memberikan hak kepada murid-murid untuk bersuka cita melalui kehidupan perkumpulan-perkumpulan.
Sebelumnya mengenai Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat ini sanggup menambah pengetauan kita.
Perkumpulan bawah umur merupakan suatu sekolah tersendiri, yang besar artinya untuk mendidik rasa dan pikiran merdeka, mendidik untuk memikirkan dan menjalankan persaingan dalam pergaulan hidup, mendidik untuk lancar dan berani berbicara. Ikatan politik sesama siswa Sarekat Islam perlu dibina dan dikembangkan dengan tujuan bahwa mereka kelak akan hidup berdampingan dengan rakyat dalam usaha ekonomi dan politik. Dalam waktu singkat, sekolah Sarekat Islam ini sudah menjadi 12 cabang dengan jumlah siswa + 3.000 orang. Kemajuan pesat sekolah SI antara lain disebabkan lantaran pemerintah sendiri belum bisa untuk mengadakan sekolah yang mencukupi untuk penduduk Bumi Putera.
Pendidikan Islam tidak hanya melalui jenis sekolah agama, tetapi juga melalui pesantren, madrasah dan surau. Pesantren dan madrasah yang digerakkan oleh kaum reformis Islam merupakan jenis sekolah yang coraknya bertolak belakang dengan sekolah yang didirikan oleh pemerintah, baik dari sudut isi pengajaran, cara pendidikan maupun dari kemungkinan yang bisa dibutuhkan oleh seorang siswa. Sekolah yang berusaha untuk memberi dasar ideologi antara lain Taman Siswa, INS Kayutanam dan Muhammadiyah. Terutama di sekolah Muhammadiyah, siswa dididik selain pelajaran agama, juga pelajaran umum.
Akibat lain dari meluasnya pengajaran ini ialah berkembangnya banyak sekali ideologi. Karena pelajar berasal dari banyak sekali tempat dan lingkungan budaya serta tingkat sosial dan ekonomi yang berbeda, cara mereka menilai lingkungan berbeda-beda pula. Karena rumusan citacita mereka berbeda-beda pula. Sebagian dari mereka mengkaitkan diri dengan kebangkitan Islam.
Dari hasil pendidikan Islam, akan muncul pula cendikiawan Islam, ulama dan kyai yang mempelopori Pergerakan Nasional. Mereka mendorong masyarakat untuk menyayangi tanah air dan agamanya. Pergerakan tersebut tidak hanya bersifat kedaerahan tetapi terus meluas ke Nasional. Akhirnya munculah jiwa Nasionalisme Indonesia.
Sekian mengenai Pengaruh Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia, semoga ini sanggup membantu dan bermanfaat.