Tipologi Permukiman Kumuh

FAST DOWNLOADads
Download


Berdasarkan kondisi dan permasalahan lingkungan permukiman yang diamati di lapangan, kawasan permukiman kumuh dapat dibedakan dalam vii (tujuh) tipologi. (Laporan Review Kawasan Permukiman Kumuh Sulawesi Selatan tahun 2002) Masing-masing tipologi memiliki karakter khas yang memberi corak kehidupan lingkungan permukiman tersebut. Ketujuh tipologi permukiman kumuh tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Permukiman kumuh nelayan
Permukiman kumuh nelayan adalah permukiman kumuh yang terletak di luar arena antara garis pasang tertinggi dan terendah, dengan bangunan-bangunan yang langsung bertumpu pada tanah, baik itu bangunan rumah tinggal atau bagunan lainnya. Rata-rata lokasinya ditepi pantai.
2.    Permukiman kumuh dekat pusat kegiatan sosial ekonomi
Permukiman kumuh dekat pusat kegiatan sosial-ekonomi adalah permukiman kumuh yang terletak di sekitar pusat-pusat aktifitas sosial-ekonomi. Seperti halnya lingkungan industri, sekitar pasar tradisional, pertokoan, lingkungan pendidikan/kampus, sekitar obyek-obyek wisata dan pusat-pusat pelayanan sosial-ekonomi lainnya.
3.    Permukiman kumuh pusat kota
Permukiman kumuh pusat kota adalah permukiman kumuh yang terletak di tengah kota (urban core), yang sebagai permukiman lama atau kuno atau tradisional. Permukiman yang dimaksud disini adalah permukiman yang dahulu merupakan permukiman yang diperuntukkan bagi hunian kalangan menengah ke bawah.
4.    Permukiman kumuh pinggiran kota
Permukiman kumuh pinggiran kota adalah permukiman kumuh yang berada di luar pusat kota (urban fringe), yang ada pada umumnya merupakan permukiman yang tumbuh dan berkembang di pinggiran kota sebagai konsekuensi dari perkembangan kota, perkembangan penduduk yang sangat cepat serta tingkat perpindahan penduduk dari desa ke kota yang sangat tinggi.
5.    Permukiman kumuh daerah pasang surut
Permukiman kumuh daerah pasang-surut adalah permukiman kumuh yang terletak didaerah antara garis pasang tertinggi dan terendah yang secara berkala selalu terendam air pasang, dengan sebagian besar tipe bangunan yang ada baik itu bagunan rumah tinggal maupun bangunan lainnya adalah tipe panggung. Jalan penghubung antara bangunan yang satu dengan bangunan lainnya adalah jalan titian. Karakter lain yang cukup menonjol adalah perletakan dermaga atau tempat menambak perahu yang berdekatan dengan permukiman.
6.    Permukiman kumuh daerah rawan bencana
Permukiman kumuh tepian sungai adalah permukiman kumuh yang terletak didaerah rawan bencana alam, khususnya tanah longsor, gempa bumi dan banjir.
7.    Permukiman kumuh tepian sungai
Permukiman kumuh tepian sungai adalah permuiman kumuh yang berada di diluar Garis Sempadan Sungai (GSS). Permukiman kumumuh tepian sungai ini dapat dibedakan menjadi ii (dua) tipe:
a.  Apa bila sungai yang bersangkutan mempunyai tanggul, maka dengan Peraturan Pemerintah No. 47 tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, lingkungan permukiman yang dimaksud terletak sekurang-kurangnya five (lima) meter sepanjang kaki tanggul sedangkan untuk sungai tidak bertanggul, letak permukiman yang dimaksud berada diluar sempadan sungai yang lebarnya ditetapkan oleh pemerintah setempat. Demikian juga permukiman untuk sungai yang bertanggul dan tidak bertanggul, yang berada diwilayah perkotaan, letak permukiman yang dimaksud berada diluar sempadan garis sempadan sungai yang lebarnya ditetapkan oleh pemerintah setempat.
b.     Lingkungan permukiman yang kumuh yang berada dikota-kota yang secara histories menetapkan sungai sebagai komponen prasarana yang sangat vital dan masih berlangsung sampai saat ini. Pada umumnya letak permukiman kumuh dikota-kota seperti ini berada di koridor tepian sungai. Karakteristik bangunban dan lingkungan ini dapat dibedakan menjadi three (tiga) tipe, yaitu tipe rakit, panggung dan bertumpu langsung pada tana. Unit-unit bangunan tipe panggung pada umumnya merupakan transisi antara bangunan tipe rakit yang bertumpu langsung pada tanah.
FAST DOWNLOADads
Download
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url